Siapa yang tidak dengan novel bestseller yang satu ini. Setelah sukses dengan seri pertama dengan judul Ayat-Ayat Cinta. Sang novelis Habiburrohman El-Shirazy menyajikan kisah lanjutan dari biduk rumah tangga Fahri dan Aisha. Seperti yang sudah diketahui di novel pertama diceritakan bahwa Fahri bertemu dengan Aisha saat belajar di Kairo, Mesir. Hubungan percintaannya cukup pilu akan cinta segitiga yang mengharuskan Aisha harus ikhlas dimadu oleh Fahri.
Kisah super haru yang dipenuhi butir-butir kelembutan islam membuat publik riuh membicarakannya. Sampai pada titik dimana novel pertama diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. Hal yang sama juga dirasa pada penyangan film. Dimana masyarakat sampai rela mengantri tiket bioskok untuk bisa menonton.
Perjalanan kisah Fahri dan Aisha kembali dikupas di novel kedua. Bahkan bisa dikatakan disinilah inti persoalan yang sebenarnya. Dimana setiap konflik datang tanpa tedeng aling-aling. Mulai dari Aisha yang dinyatakan menghilang bersama teman perempuannya dalam perjalanan ke Palestina. Teman Asiha sudah teridentifi meninggal dalam kondisi mengenaskan karena serangan Israel. Sedangkan jasad istri Fahri itu belum ditemukan.
Sebagai seorang suami yang telah mengenalnya dengan baik Fahri melakukan pencarian ke setiap sumber. Namun, banyak dari sumber yang menyatakan ketidak tahuannya. Semakin hari luka hatinya melebar dan tak jarang airnya menentes begitu saja.
Disaat hati merendung akan rasa rindu pada Aisha. Fahri bertemu dengan Keira tetangga rumahnya di Stoneyhiu Grove. Perempuan cantik yang begitu pandai pemainkan biola. Ketrampilan Keira dalam bermain biola mengingatan pada Aisha. Selain itu, secara bersamaan Fahri juga berkenalan dengan Hulya yang tak lain adik perempuan dari temannya. Tak jauh berbeda dari Keiya, Hulya juga termasuk golongan wanita cantik sekaligus pintar. Ia juga pandai bermain biola layaknya Aisha.
Jika dilihat Fahri lebih menaruh harapan pada Keira. Namun, perempuan keturunan Inggris itu mempunyai karakter keras dan tak mudah ditaklukan. Bahkan dia bukan orang yang menyukai orang islam.
Kondisi semakin tidak mendukung karena Keira mengklaim bahwa orang islam adalah kelompok teroris yang juga pembunuh ayahnya. Belum lagi pertandingan debat terbuka yang diadakan di Oxford University mengharuskan Fahri lebih menenangkan diri.
Semua konflik berada dalam satu tempat yang membuatnya merasa membutuhkan Aisha. Suatu ketika guru besar dari Mesir Syekh Ustman datang memberi dukung pada pria Jawa tersebut. Bahkan beliau menawarkan Yasmin untuk diperistri. Tak kalah dari dua perempuan yang ada sebelumnya. Yasmin juga mempunyai paras menawan, berpendidikan tinggi, sekaligus hafal al-quran. Pergulatan hati Fahri kian melambung dengan banyaknya tuntutan yang datang dari berbagai sudut. Terutama ia merasa terpanggil untuk membersihkan nama islam.
Hampir semua berita lokal Inggris mengabarkan bahwa islam adalah agama miskin. Mereka senang meminta-minta. Hal ini terlihat jelas bagaimana setiap koran memasang wajah seorang perempuan tua yang selalu menutupi wajahnya dengan cadar. Fahri dengan bersemangat mencari wanita tersebut untuk memberikan bantuan. Niatan ia hanya ingin menunjukan bahwa islam tidak sesuai apa yang mereka katakan.
Islam mempunyai sisi lembut sekaligus keindahan yang bisa membuat siapapun tersenyum. Setelah bertemu Fahri menawarkan tempat tinggal dan berencana menikahkan wanita itu pada pamannya. Tetapi, masalah kembali datang. Karena ia meninggalkan rumah tanpa kabar. Fahri semakin berada dalam tekanan yang mengharuskannya mngambil langkah terbaik.
Konflik Batin Ayat-Ayat Cinta 2
Novel Ayat-Ayat Cinta 2 memiliki tebal 690 halaman. Sejak awal sudah menceritakan kegelisahaan seorang Fahri dalam mencari keberadaan Aisha yang tak lain istri tercintanya. Ia memutuskan untuk pindah dan bertinggal di Edinburgh karena kota di Inggris tersebut menjadi persinggahan yang paling disukai Aisha. Disini ia menjadi salah satu Universitas ternama di Edinburgh.
Seperti yang sudah diketahui bahwa Fahri memiliki karakter super teliti sekaligus cerdas. Dia melihat bagaimana warga Inggris menatap orang muslim. Pandangan negatif terus begulir membuat Fahri melakukan aksi untuk kembali memperindah Islam.
Ia mengikuti debat terbuka yang diselenggarakan oleh Universitas paling bergengsi di dunia. Tepat, dimana lagi kalau bukan Oxford University. Tekanan juga hadir dari sosok Keira yang tak lain tetangga barunya di Inggris.
Perempuan cantik penuh pesona tersebut sempat membuat Fahri jatuh hati padanya. Apalagi kepandaian Keira bermain biola yang membuat kembali teringat Aisha. Namun, gadis ini melakukan penolakan keras setelah mengetahui bahwa Fahri adalah muslim.
Karakter keras dan tak mudah ditaklukan membuat ia semakin bersemangat untuk memperindah agama rohmatan lil alamin ini. Setidaknya pemikiran keira mengenai islam sama dengan teroris bisa sedikit berkurang. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa langkah itu tak semudah membalikan tangan. Ada banyak kendala yang harus ditaklukan satu persatu. Apalagi Fahri berada di posisi minoritas dengan mayoritas perspektif negatif pada Islam.
Disaat kabar buruk kembali hadir dengan banyaknya berita yang kembali memperjelek Islam. Edaran koran menuliskan bahwa islam dipenuhi oleh kalangan miskin dengan kegiatan meminta-minta. Hal ini diperjelas oleh foto perempuan bercadar. Fahri tidak tinggal diam.
Ia berusaha mencari wanita itu dan memberikannya tumpang untuk tinggal. Namun, semuat tak berjalan mulus karena perempuan bercadar tersebut melarikan diri dari rumah dalam keadaan tangan melepuh. Padahal Fahri berencana untuk menikahkan dia dengan paman.
Perjuangan Fahri dalam memperindah Islam tak hanya sampai pada satu titik. Melainkan mengarahkan dirinya pada gelora tiada akhir. Ditambah dengan banyak stigma negatif sekaligus kungkungan perdebatan di kalangan profesional.
Sampai disini terlihat bahwa Ayat-Ayat Cinta 2 tidak hanya mengangkat konflik batin secara menyeluruh. Namun, membuat semuanya rasional dengan tampilnya berbagai karakter baru yang membuat lebih hidup.
Fahri bukan hanya sekedar suami yang sangat mencintai istrinya. Dimana ia tetap berusaha sekuat tenaga menemukannya. Meskipun berbagai konflik eksternal datang dia berada dalam satu jalan. Bahkan pertanyaan mengenai akhir dari semua permasalahan itu sangat sulit untuk diduga. Habiburrohman El-Shirazy kembali menunjukan eksistensinya secara global.
Bisa dibilang bahwa novel Ayat-Ayat Cinta 2 bukan hanya tentang bagaimana sikap romantis terwujud secara nyata. Melainkan sebuah realitas terbungkus rapi oleh kepercayaan yang dari lahir sudah dibawanya. Sampai pada akhir dimana Fahri benar-benar memperjuangkan kepercayaan itu sekuat tenaga. Bahkan rela untuk beradu argumen dengan mereka yang belum paham mengenainya.
Orang-orang baru yang jauh lebih baik semakin banyak bermunculan. Namun, Fahri masih tiak menyerah untuk mencari sang istri sampai benar-benar jasatnya ditemukan. Tepat, novel ini bukan hanya kuat dalam segi percintaan antar sesama manusia. Melainkan kecintaan manusia pada Tuhannya.
Jadi, apalagi yang ditungggu? Bagi para pecinta novel pilihan literasi yang satu ini patut untuk diikuti. Silakan menikmati sensasi luar biasa dari karyawa sastra hebat tersebut. Semoga bermanfaat.