Menulis cerpen itu gampang-gampang susah. Gampang karena kamu pasti sudah punya gambaran tentang apa yang mau ditulis, mulai dari kalimat pembuka hingga ujung ceritanya akan seperti apa.
Susah karena apabila tidak disertai pengetahuan mengenai tata cara dan hal-hal teknis lain, cerpen yang kamu buat hanya akan berakhir menjadi naskah ngalor-ngidul yang “kosong” dan kamu akan menyia-nyiakan kuota jumlah kata maksimal untuk sesuatu yang sebetulnya tidak terlalu penting diceritakan.
Sebuah fiksi dikatakan cerpen apabila memenuhi kuota jumlah kata maksimal; terlalu pendek, maka ia akan berubah menjadi cerita kilat, terlalu panjang, maka sebaiknya kamu mempertimbangkan menulis novel saja sekalian.
Untuk mempermudah, yuk kita lihat cara menulis cerpen yang bisa membantu kamu menciptakan karya yang menarik dan membuat pembaca betah.
Sebenarnya, cara menulis cerpen itu sederhana. Cukup ikuti langkah-langkah berikut:
- Kenali komponen penyusun cerpen. Komponen itu bisa berupa seseorang, sebuah persoalan, suatu ketegangan, rasa takut, atau juga semacam konflik yang menarik bagimu dan membuatmu berpikir. Jika kamu ingin menulis cerpen, olahlah komponen-komponen ini menjadi pokok pikiran atau tema utama. Dengan begini, kamu tahu harus menulis apa sebab tujuannya sudah terumuskan dengan baik.
- Tuliskan elemen-elemen penyusun cerita. Buat kisi-kisi tentang cerpen yang akan kamu tulis. Jabarkan ide-ide dasar dari cerita. Di tahap ini, jangan terlalu khawatir tentang tata bahasa, hal-hal klise, hal-hal yang berlebihan, atau hal lain yang tidak terkait dengan alur utama. Tuliskan saja semuanya. Lagipula ini baru tahapan perumusan.
- Ciptakan karakter berdasarkan orang-orang yang kamu kenal. Kamu punya teman atau saudara, kan? Nah, pinjam karakter dan sifat mereka untuk membuat gambaran tentang tokoh dalam ceritamu. Kalau membuat karakter cerita langsung berdasarkan karakter di dunia nyata cukup sulit bagimu, kamu bisa mencomot beberapa sifat dari orang yang kamu kenal, lalu menggabungkannya dengan sifat dari orang lain. Karakter yang kemudian tercipta akan memiliki satu set sifat yang beraneka ragam sebab kamu sudah menggabungkan beberapa faktor berbeda dari orang yang berbeda. Jika perlu, kamu juga bisa meminjam karakter orang-orang terkenal atau idolamu, tidak melulu mereka yang ada di sekitarmu.
- Mulailah menulis. Proses pembuatan kisi-kisi dan riset pasti dan harus berakhir di suatu titik. Jika tidak, kamu hanya akan membuang-buang waktu tanpa betul-betul menulis. Buka komputer dan mulai ketikkan ceritamu. Atau, kalau kamu orang yang cukup konvensional, kamu bisa gunakan pena dan kertas dan tulis naskahmu secara manual. Tapi jangan lupa, tulisan tanganmu sebaiknya dikonversi menjadi ketikan komputer, apalagi kalau kamu berniat menerbitkan buku kumpulan cerpen atau mengirimkan naskah tersebut ke media. Penerbit atau percetakan pasti tidak punya waktu mengetik salinan tulisan tanganmu.
Setelah memahami cara menulis cerpen secara mendasar, ada baiknya kamu juga menelaah struktur standar sebuah cerpen. Ini akan membantumu menyusun kisi-kisi yang terangkum dengan baik:
- Buat tokoh utama ceritamu mengalami persoalan yang sangat sulit begitu cerita dimulai. Konflik yang ada tentunya berbeda berdasarkan genre cerita yang kamu pilih.
- Buat tokoh utamamu kesulitan keluar dari persoalan tersebut. Segala hal yang si tokoh lakukan hanya memperburuk situasi.
- Di titik ini, semuanya akan terlihat seperti tidak ada harapan lagi.
- Di akhir cerita, buat agar si tokoh mendapatkan pelajaran berharga untuk berhasil melalui permasalahan—atau justru gagal total.