Cara Menulis Puisi agar Pembaca Merasa Terkesan

0
631
Cara Menulis Puisi agar Pembaca Merasa Terkesan

Kamu tidak butuh mengetahui bagaimana cara menulis puisi apabila yang mau kamu lakukan hanyalah meluapkan perasaan yang ada. Kamu cuma perlu menulis tanpa perlu memikirkan teknik, tata cara, ataupun ketentuan (baik umum maupun khusus) dalam menulis puisi. Tetapi, apabila puisi yang kamu tulis dimaksudkan untuk berkomunikasi dengan pembaca untuk mendapatkan respons emosional dari si pembaca, maka hanya menuliskan tentang perasaanmu tidak akan cukup.

Begini cara menulis puisi yang baik dan benar:

  • Pahami tujuanmu menulis puisi

Pikirkan apa yang bisa dilakukan oleh puisimu. Apakah puisi tersebut akan berfokus pada eksplorasi pengalaman pribadi? Protes terhadap ketidakadilan sosial? Memberikan gambaran terhadap keindahan alam? Memelintir bahasa dengan cara tertentu? Memahami tujuan menulis puisi dan mengetahui apa yang hendak dibicarakan di dalamnya akan membantumu menentukan gaya tulisan agar bisa mencapai tujuan yang dimaksud.

  • Hindari menggunakan ungkapan klise

Puisi yang dijejal kata-kata/ungkapan klise adalah basi dan sangat tidak menarik. Pembaca akan menghindari karya semacam ini sebab yang mereka inginkan adalah sesuatu yang tidak terikat norma. Ketika membaca karya yang tidak memiliki satupun ungkapan klise, pembaca akan tahu bahwa penulisnya sanggup mengerjakan sesuatu yang otentik. Pikirkan, apakah kamu mau membaca sesuatu yang sama sekali tidak original?

  • Hindari sentimentalitas

Puisi yang memuat sentimentalitas akan justru berakibat berlawanan daripada yang kamu inginkan. Pembaca tidak akan mampu memberikan respons emosional sebab segala indra mereka akan dipenuhi perasaan yang berlebihan.

  • Gunakan penggambaran

Puisi yang baik adalah puisi yang mampu menstimulasi 6 indra: penglihatan, pendengaran, aroma, sentuhan, rasa, dan gerakan. Gunakan kata-kata dan kalimat yang imajinatif dan bisa mengajak pembaca untuk ada bersama si penulis.

  • Gunakan metafora dan simile
See also  Jika Pulangmu Pada Sepasang Mata Itu - Puisi Meidyna Arrisandi

Metafora adalah ungkapan yang menggunakan sebuah pernyataan A untuk merujuk pada kondisi B. Simile adalah penyamaan suatu hal dengan hal lain. Keduanya mirip satu sama lain dalam beberapa aspek namun ada perbedaan mendasar. Metafora lebih mengeksplorasi kemiripan karakter antara 2 objek yang berbeda. Simile, di lain pihak, menyamakan karakter satu objek dengan objek yang lain.

  • Gunakan kata-kata konkrit, hindari kata-kata abstrak

Konsep abstraksi yang dikandung oleh beberapa kata akan menyulitkan pembaca untuk mempersepsikan puisimu secara objektif. Alih-alih menulis “Dia merasakan kebahagian”, tulislah “Senyumnya mengembang seperti bunga di pagi hari”. Kata ‘kebahagian’ bersifat abstrak sebab tidak semua orang memiliki pemahaman yang sama terhadap konsep tersebut. ‘Bunga’, di lain pihak, adalah objek yang nyata—semua orang pernah berinteraksi dengan bunga, setidaknya sekali dalam hidupnya.

  • Sampaikan tema puisi

Tema bukan semata-mata sebuah topik. Tema terdiri dari perkawinan antara ide dan opini. “Perang Dunia” adalah topik, bukan tema. “Perang Dunia dan bagaimana kejadian itu menghancurkan hidup manusia di bumi” adalah tema.

  • Pelintir hal-hal biasa dan normal

Seorang penulis puisi memiliki kemampuan untuk mempersepsikan suatu objek/kejadian yang ada di sekitarnya dengan cara yang baru dan berbeda. Temukan hal-hal biasa yang ada di sekitarmu dan telaah dengan cara pandang yang baru.

  • Berhati-hatilah dengan rima

Jika kamu menggunakan pola rima yang membuatnya terkesan seperti lagu, rima yang kamu gunakan justru akan menghilangkan kualitas tulisanmu.

Yang terakhir mengenai cara menulis puisi adalah revisi. Setelah selesai menulis, tinggalkan puisimu. Jangan baca ulang selama beberapa hari. Kamu akan mendapatkan persepsi baru tentang apa saja yang harus kamu benahi setelah beberapa hari meninggalkannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here